Senin, 15 Oktober 2012

Solat Sunnah Isyraq

Solat Sunat Isyraq dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT kerana menganugerahkan pada hamba-Nya sehari lagi mengecapi alam ini walaupun dalam hari-hari berlalu kita banyak melakukan dosa.
Solat Sunat Isyraq dua rakaat ini dikerjakan selepas waktu Syuruk yaitu setelah matahari naik anggaran setengah galah (4 hasta atau 1.5 meter), lebih tepatnya kira-kira 12 minit setelah terbit matahari.
.
Diberi tempoh jarak masa sebegini sejak waktu Syuruk (terbit matahari) adalah supaya  ia tidak menyamai orang yang menyembah matahari.  Waktu ini juga adalah haram untuk melakukan sebarang solat kerana tanduk syaitan berada di antara matahari.
.
Dari Abdullah bin ‘Umar r.a.,katanya Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda: “Waktu Subuh adalah sejak terbit fajar hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, berhentilah solat kerana dia terbit antara dua tanduk syaitan.”  (Hadis Riwayat, Muslim r.a.)
.
Tempoh masa Solat Sunat Isyraq adalah sangat singkat iaitu 15 minit sahaja (12 minit – 27 minit setelah Syuruk), bersamaan sehingga masuk waktu Dhuha. Oleh itu wajarlah seseorang itu berikhtikaf sebentar selepas solat jemaah Subuh dengan berzikir dan membaca al-Quran sementara menunggu tibanya waktu Isyraq agar tidak terlepas memperolehi fadhilat besarnya.
.
.

Keutamaan Solat Isyraq

.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda:

 مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

 “Sesiapa solat Subuh berjemaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah  sehingga naik matahari dan mengerjakan solat dua rakaat (Solat Sunat Isyraq). Maka adalah baginya pahala seperti pahala Haji dan Umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.”  (Hadis Riwayat, At-Tirmidzi dan , ath-Thabrani r.a.)
.
Betapa besarnya keutamaan duduk/menetap di tempat solat sesudah Solat Fardhu Subuh berjemaah untuk berzikir kepada Allah SWT sehingga matahari terbit, kemudian itu melakukan solat dua rakaat, sebagaimana ditunjukkan pada hadis agung di atas yang terdapat dalam kitab ‘Tuhfatul ahwadzi’ dan ‘at-Targhib wat tarhib’.
.
.

Keterangan Hadis

Keterangan lanjut tentang hadis di atas:
 .
  • Dalam kitab ‘Bughyatul Mutathawwi’ mencatatkan solat dua rakaat ini sebagai Solat Isyraq (terbitnya matahari) oleh Ibnu Abbas yang waktunya di awal waktu (sebelum) solat dhuha.
.
  • Dalam kitab ‘Tuhfatul Ahwadzi’ “… sampai matahari terbit“. diistilah sebagai sehingga matahari terbit dan agak naik setinggi satu tombak. Manakala Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam “asy-Syarhul mumti’”  menyatakan masanya sekitar 12-15 minit selepas matahari terbit kerana Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam melarang melakukan solat ketika matahari terbit, terbenam dan ketika tegak di tengah-tengah langit. (HR Muslim)
.
  • Keutamaan dalam hadis ini lebih dikuatkan dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, dari Jabir bin Samurah radhiyallahu anhu: “Bahawa Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam jika selesai melakukan solat subuh, beliau duduk (berzikir) di tempat beliau solat sampai matahari terbit dan meninggi.”  (HR Muslim dan at-Tirmidzi)
.
  • Keutamaan dalam hadis ini adalah bagi orang yang berzikir kepada Allah SWT di masjid tempat dia bersolat sampai matahari terbit dan tidak bercakap atau melakukan hal-hal yang tidak termasuk zikir kecuali kalau wuduknya batal, maka dia boleh keluar masjid untuk berwuduk dan akan kembali ke masjid.
.
  • Maksud “berzikir kepada Allah” dalam hadis ini adalah umum, termasuk membaca al-Quran, membaca zikir di waktu pagi, mahupun zikir-zikir lain yang disyariatkan.
.
  • Dalam kitab ‘Tuhfatul Ahwadzi’, pengulangan kata “sempurna” dalam hadis ini adalah sebagai penguat dan penegas, dan bukan bererti mendapat tiga kali pahala haji dan umrah.
.
  • Makna “mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah” adalah hanya dalam pahala dan balasan, dan bukan bererti orang yang telah melakukannya tidak wajib lagi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah jika dia mampu.
.
.
.
Cara Melakukan Solat Isyraq
.
1.    Sebelum mendirikan solat Isyraq bacalah doa berikut:


2.     Solat sunat Isyraq dilaksanakan sama seperti solat sunat dua rakaat yang lain.
.
3.     Lafaz niatnya:-

“Daku solat sunat Isyraq dua rakaat kerana Allah Ta’ala.”
.
4.     Bacaan surah selepas Al-Fatihah:

      Rakaat pertama, bacalah Al-A’la.
      Rakaat ke-dua, baca Al-Fil.
     Atau;
      Rakaat pertama, bacalah Al-Kafirun.
      Rakaat ke-dua, baca Al-Ikhlas.
.
5.     Selepas salam bacalah doa ini;


6.     Atau boleh dibaca doa ini;

Senin, 01 Oktober 2012

Istri Ideal

Sungguh tidak mudah menjadi seseorang yang ideal, namun setiap pasangan menginginkan pasangannya ideal. Tuntutan demi tuntutan berlaku dan bila sang penuntut tidak puas dengan tuntutannya, maka yang terjadi adalah rasa tidak puas yang membuat seoarang istri atau suami sudah tidak ideal menjadi bertambah tidak ideal. Ideal menurut siapa?  Standarnya apa? Tentu saja standar ideal itu berbeda-beda, dan bila ditanya lagi dengan lebih dalam, standarnya apa, maka jawabnya adalah... “Yaa seperti istri-istri Rasulullah...” jawaban ini membuat istri terdiam, dan batinnya bertanya, “tentu saja istri-istri Rasul ideal, bahkan sangat ideal, lhaa, suaminya saja ideal banget, Rasulullah.”

Istri-istri Rasulullah sangat ideal, bersedia dipoligami, nah yang satu ini membuat Nita bingung, karena lagi-lagi persoalan yang terjadi dalam sebuah rumah tangga yang biasanya berjalan lima tahun, isu poligmi mulai mendominasi pembicaraan suami istri.  Dimulai dengan; “kalau.. Kalau aku menikah lagi gimana yang...” tanya sang suami menyelidik. Menguji kesadaran dan kesabaran sang istri,  istri pun menjawab dengan gagah, " yaa, kalau abang mampu bersikap adil mengapa tidak?” Dan kemudian sang suami mengecup istrinya dengan bangga, namun hati sang istri menjadi  murung, sang istri diam saja, dan bearlih membicarakan hal-hal lain yang menurutnya lebih penting.

Istri Rasulullah penecemburu, istri Rasulullah cemburu pada suaminya dengan cemburu yang santun, cemburu yang bermutu, sehingga layak dijadikan ibrah, cemburu yang tidak membabi buta. Bukan cerita yang asing lagi bila kita mendengar bagaimana  Aisyah cemburu pada Rasul. Namun cemburunya hanya sekedar melempar tepung, dan Rasulullah yang peka dengan keadaan segera mengalihkannya dengan kelembutannya.

Cemburu yang santun, dengan tidak cemberut, tidak ngambek, tidak dengan mendiamkan sang suami berhari-hari dan bahkan menjadi judes tiba-tiba, galak seketika dan marah-marah tanpa sebab, apalagi sampai harus membanting pintu, wah, jauh dengan perilaku istri-istri Rasul.  Dan ranipun terpegun, bila diingatkan soal cemburu, sulit untuk tidak cemburu, atau mencoba sabar dengan mengingat kembali kisah istri-istri para nabi, namun tidak semudah itu, jeritnya dalam hati. Sulit, ketika mendapati suaminya sangat ramah pada pelayan toko, atau ketika suaminya sangat perhatian pada ibu muda tetangga sebelah yang baru mau melahirkan dengan memberikan saran- saran mengenai kesehatan, yaa suaminya memang dokter, dan bayangan bahwa suaminya harus menjumpai perawat-perawat muda yang lincah setiap hari, membuat Rani tersiksa. Rasa kesal dan prasangka buruk terhadap suaminya membuat dia menjadi uring-uirngan, dan tentu saja hasilnya negatif,  suami yang tadinya pulang setiap petang bisa menjadi malas pulang, karena menjumpai istri yang sibuk marah-marah tidak karuan. Istilahnya mengungkit hal-hal yang kecil menjadi masalah besar, bukankah berumahtangga untuk mendapatkan kenyamanan bukan kemarahan?

Istri Rasulullah sangat dermawan.

Istri Rasulullah tidak punya pembantu, anaknya pun memiliki tangan yang tidak lembut karena menggiling gandum sendiri, padahal Fatimah adalah anak seorang pemimpin negeri, bayangkan bila ada anak pemimpin negeri seperti itu, luarbiasa, kita saja yang cuma anak pak RT, punya khadimah, dan tidak pernah menggiling beras sendiri, selalu ada yang bantu. Maka ketika dihadapkan pada kenyataan, Sofi yang sudah dua bulan tidak kunjung memiliki pembantu rumah tangga, walau sudah mencari kemana-mana, bahkan sang suami sudah pula mendatangi beberapa agen  pembantu rumah tangg , hasilnya nihil. Sofi yang sudah terlalu lelah dirumah mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, akhirya meluapkan emosinya pada sang suami yang mengerti istrinya lelah. Namun para istri juga harus ingat, bukankah suaminya yang baru pulang kerja juga lelah, apalagi kondisi diluar rumah yang begitu mencekam, persaingan di kantor yang begitu tajam, belum lagi mungkin bos ditempat kerja sang suami menekan dengan ketidakpuasan terhadap kerja sang suami. Maka bila kadang istri harus marah-marah karena tidak punya pembantu, sangatlah disayangkan, satu kuncinya harus sabar, bukankah semua pekerjaan rumah yang dilakukan istri dengan ikhlas akan diganjar dengan pahala oleh Allah Swt.

Istri Rasululah kuat beibadah,  “aku membuka mataku , dan aku melihat Rasulullah yang sedang sholat malam dengan khusyu sampai janggutnya basah berlinang airmata.”  Istri Rasullah melihat tauladan, dan segera pula melakukan ibadah, dengan tekun, hal ini merupakan bukti bahwa istri Rasulullah taat beibadah. Hati sih ingin, siapa sih yang tidak ingin bangun malam melaksanakan shalat dan berdoa, sungguh-sungguh, bahkan seperti yang sudah diketahui dari hadist-hadist bagaimana sholat malam itu, bila berdoa akan dikabulkan doa kita. “Motivasi ada, namun, lelah, yaa lelah rasanya, sudah bekerja seharian di kantor, malam harus terbangun pula untuk sholat malam,” Fitri menggumam ketika dikantornya ada kajian muslimah setiap jumat yang mebahas tuntas tentang fadilah sholat malam. Yaa bila aku bangun malam, maka waktu tidurku sempit, mau tidur lagi rasanya suadah tidak bisa, tidak mudah untuk langsung terlelap menunggu subuh setelah shalat malam, bisa-bisa kebablasan, dan akibatnya dikantor jadi mengantuk, dan sejuta alasan terpampang. Akhirnya ketika dikatakan istri Rasulllah rajin sholat malam, maka Fitri pun menanah, kalau aku jadi ibu rumah tangga saja seperti istri Rasulullah,mudah saja bagiku untuk melakukan shalat malam, kalau mengantuk, maka aku tinggal tidur dan tidak terpaku pada jam kantor dan kemacetan lalulintas.

Istri  sahabat Rasul pandai menyembunyikan kegelisahan hatinya, pernah dengar kisah Ummu Sulaim, yang anaknya meninggal lalu disembunyikan dari suaminya yang baru pulang, bahkan sang istri sempat  melayani  sang suami dengan baik, tanpa mengganggu suaminya yang masih sangat lelah. Dan subhanalah, pandainya sang istri menjaga hati sang suami, membuat kisah ini seringkali dijadikan senjata oleh para suami yang ke\ala melihat istrinya hanya bercerita tentang masalah masalah dan masalah saja. Sajikanlah cerita-cerita yang enak untuk didengar, yang membuat suasana gembira, mengapa para istri seringkali tidak sabar untuk menceritakan masalah dan masalah ketika berjumpa dengan suaminya.
Entah itu mulai dari soal tagihan listrik yang membengkak, raport anak yang kebakaran, tetangga depan yang menjengkelkan, ibu mertia yang sakit-sakitan dan perlu ganti dokter, sampai mungkin cerita-cerita dan keluhan tentang guru ngaji sang istri yang dinilai terlalu mengecam sehingga menimbulkan jamaah yang kemudian kabur satu pesatu.  Apakah tidak ada cerita yang indah dan ceria yang membuat suami merasa terhibur, sehingga tak heran bila suami merasa malas untuk mendengarkan cerita sang istri yang bertubi-tubi, yang dinilainya hanya berisi masalah, masalah dan masalah.

Seringkali seorang wanita dihadapkan pada sirah sohabiyah, bagaimana akhlak para istri Rasulullah, Namun cara mendidik para wanita saat ini, tidak sebagaiamana cara sihabiyah dididik. Dan terlebih lagi lingkungan wanita  zaman sekarang berbeda dengan lingkungan yang Islami pada zaman Rasulullah.  Para suami juga begitu tidak dididik seperti pada zaman Rasulullah dulu, namun tentu banyak teladan dan sunnah yang sebaiknya kita ikuti. Dan kita sebagai wanita muslimah sebaiknya  mengikuti bagaiamana cara sahabiyah berakhlak, beribadah dan bersikap.
Jadikan istri-istri Rasul dan Sahabat sebagai  tauladan dan panutan  yang utama, namun jangan memaksa, karena buah mangga masak tidak  dalam semalam, namun membutuhkan waktu yang sangat panjang.  Perawatan, pupuk dan utamanya kesabaran sehingga buah mangga tersebut layak untuk dimakan.
Ingatlah bagaimana Rasulullah menjelaskan; “istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, maka tulang itu akan patah. Dan sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.”